Lima Menteri Terbaik dan Terburuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Versi Celios
SENTRUMnews.com, Jakarta – Center Of Ekonomic and Law Studies (Celios) melakukan studi penilaian terhadap menteri kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gonran).
Celios merilis lima menteri memiliki kinerja terburuk dan terbaik dalam 100 hari pertama setelah dilantik. Celios, sebagai lembaga independen yang berfokus pada kajian makro-ekonomi, keadilan fiskal, transisi energi dan kebijakan publik.
Dalam studi ini Celios menggunakan tiga indikator utama dalam penilaiannya: pencapaian program, kesesuaian rencana kebijakan dengan kebutuhan publik, kualitas kepemimpinan dan koordinasi, tata kelola anggaran serta komunikasi kebijakan.
Studi ini bertujuan untuk menyajikan analisis, mengupas berbagai capaian, tantangan dan potensi perbaikan selama 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran.
Adapun menteri Prabowo-Gibran yang dinilai terburuk adalah. Pertama, Natalius Pigai, Mentri Hak Asasi Manusia (HAM) – 113 poin.
Kedua, Budi Ari Setiadi, Mentri Koperasi – 61 poin.
Lalu ketiga, Bahlil Lahadalia, Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral – 41 poin. Keempat, Raja Juli Antoni, Mentri Kehutanan – 36 poin. Yang
Kelima, Yandri Susanto, Mentri Desa dan Pembangunan Tertinggal – 28 poin.
Selain menyusun menteri dengan kinerja buruk, Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira Adhinegara juga mengumumkan sejumlah menteri dengan kinerja baik.
Di urutan pertama ada Menteri Agama Nasaruddin Umar yang memperoleh poin mendekati 100. Kemudian di posisi kedua ada Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid,
Selanjutnya, yang ketiga ada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti. Keempat Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli juga mendapatkan rapor hijau di peringkat kelima.
“Mencerminkan tingginya skor yang diterima terkait Celios kebijakan di sektor agama,” demikian keterangan Celios, dikutip pada Rabu (22/01/25).
Secara rata-rata, Celios menilai kinerja Prabowo selama 100 hari pertama menjabat sebagai presiden mendapatkan nilai rapor 5 dari 10. Sementara itu, kinerja Gibran sebagai wakil presiden mendapatkan skor 3 dari 10.
Sebagai informasi, metodologi penilaian kinerja 100 hari kabinet Prabowo-Gibran menggunakan survey berbasis ekspert judgement.
Celios melakukan studi dengan menjaring respon dari 95 jurnalis dari total 44 lembaga pers di Indonesia. Jurnalis tersebut tersebar dari desk berbeda diantaranya desk ekonomi, sosial dan politik, hukum dan HAM, serta energi dan lingkungan.
Validitas isi (content validity) maupun validitas konstruk (construct validity) dilakukan pada awal studi untuk memastikan pertanyaan benar-benar mengukur variabel yang dimaksud. Setelah data terkumpul, pemeriksaan konsistensi jawaban dilakukan untuk mendeteksi pola. (*)
Tinggalkan Balasan