Legislator PDIP Soroti Program Disdik untuk Karir Kepala Sekolah
SENTRUMnews.com, Palopo – Dinas Pendidikan (Disdik) melakukan rapat kerja, bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palopo.
Dalam rapat kerja tersebut, terungkap Disdik Palopo menganggarkan Rp 207 juta untuk program pengembangan karir bagi kepala sekolah dan guru pada tahun 2025. Namun program ini di soroti legislator PDI Perjuangan Alfri Djamil.
Program ini menjadi sorotan dalam rapat kerja yang digelar bersama DPRD Kota Palopo di ruang Komisi A, Senin, (20/2/25), kemarin.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palopo, Asnita Darwis, menjelaskan bahwa program tersebut merupakan upaya meningkatkan kompetensi tenaga pendidikan.
“Kemudian, untuk program selanjutnya, pengembangan karir anggarannya 207 juta. Tahun ini kembali kami laksanakan,” kata Asnita, dikutip Selasa (21/01/25).
Namun, program ini mendapat kritikan dari Wakil Ketua DPRD Kota Palopo, Alfri Djamil. Alfri mempertanyakan mekanisme seleksi peserta program yang dinilai kurang transparan.
“Saya dengar hanya orang pilihan yang ikut, apa alat ukurnya orang yang ikut dalam pengembangan karir? Saya harap jangan ada miskomunikasi yang bisa menimbulkan kecemburuan antara kepala sekolah atau guru,” ujar Alfri dalam rapat tersebut.
Legislator dari PDI Perjuangan ini menyoroti adanya dugaan peserta yang terpilih hanya berasal dari kalangan tertentu. “Informasinya ada yang itu-itu saja yang diikutkan. Saya harap Kepala Dinas Pendidikan benar-benar mengambil kebijakan dengan pertimbangan untuk kemajuan pendidikan di Kota Palopo,” lanjutnya.
Menanggapi sorotan tersebut, Asnita Darwis mengatakan bahwa seleksi peserta didasarkan pada kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan program. Menurutnya, program ini bekerja sama dengan balai besar penjamin mutu pendidikan dan difokuskan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi kepala sekolah dan guru.
“Mengenai pengembangan karir, besar keinginan kami untuk membawa seluruh kepala sekolah, namun terbatas pada persoalan anggaran. Yang kedua, peserta yang ikut adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk mentransfer atau mengimbas ke yang lain,” ujarnya.
Asnita membantah adanya praktik pilih kasih dalam penentuan peserta program. “Ada yang berangkat dua kali itu karena kriteria tertentu yang dipenuhi, seperti kemampuan tindak lanjut dan ketepatan sasaran,” pungkasnya.
Dengan anggaran yang kembali dialokasikan, diharapkan program pengembangan karir ini dapat memberikan dampak positif bagi kualitas pendidikan di Kota Palopo, sekaligus menjawab kritik dan harapan dari berbagai pihak. (*)
Tinggalkan Balasan