Dukung Film Cyberbullying, Fatmawati Rusdi Ajak Lindungi Anak dari Kekerasan Siber

Wakil Gubernur Provinsi Sulsel, Fatmawati Rusdi. (FT: Pemprov Sulsel)

SENTRUMnews.com, MAKASSAR — Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, menyatakan dukungannya terhadap film edukatif berjudul Cyberbullying.

Film Cyberbullying ini mengangkat isu perundungan digital di kalangan anak dan remaja. Film ini diharapkan dapat membuka mata publik terhadap bahaya yang mengintai generasi muda di balik layar gawai.

Film arahan sutradara Rusmin Nuryadin ini dibintangi oleh sejumlah aktor cilik asal Kota Makassar, di antaranya Amanda, Tiel, Flyn, Makka, Habibi, dan Rajwa. Cyberbullying dijadwalkan tayang di bioskop dalam waktu dekat.

“Melalui film edukasi seperti ini, saya berharap masyarakat, orang tua, guru, dan terutama anak-anak semakin sadar akan bahaya perundungan di dunia maya. Mari ciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi tumbuh kembang generasi muda,” kata Fatmawati, dikutip Jumat (25/07/2025).

Mantan Wakil Wali Kota Makassar itu juga mengapresiasi peluncuran film tersebut. “Selamat dan sukses untuk film Cyberbullying. Semoga membawa manfaat nyata bagi anak-anak kita,” ujarnya.

Film ini mengisahkan perjalanan Neira, siswi kelas dua SMP yang dikenal sebagai panutan di sekolah. Hidup Neira berubah drastis setelah video konfrontasinya dengan seorang teman sekolah menjadi viral. Ia menjadi sasaran perundungan daring, mengalami tekanan psikologis, menarik diri dari lingkungan sosial, hingga kehilangan semangat hidup.

Keluarganya memutuskan mengirim Neira untuk tinggal bersama sang kakek di sebuah kampung. Di lingkungan baru yang lebih tenang, Neira perlahan menemukan kembali jati dirinya. Ia mulai aktif dalam kegiatan sosial, membangun taman baca dan tempat latihan Spelling Bee untuk anak-anak kurang mampu.

Nilai-nilai religiusitas, kemandirian, nasionalisme, dan semangat gotong royong tumbuh dalam dirinya. Film ini berpuncak pada kembalinya Neira ke sekolah lama untuk mengikuti lomba Spelling Bee dan meraih prestasi, menandai penyembuhan luka masa lalunya.

Cyberbullying tak hanya menyuguhkan drama remaja, tetapi juga mengetuk kesadaran publik tentang pentingnya menciptakan ruang digital yang sehat dan empatik, terutama bagi anak-anak yang tengah tumbuh mencari jati diri. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini