Misi Global Prabowo: Diplomasi Perdamaian, Terobosan Ekonomi, dan Warisan Sejarah

Presiden Prabowo Subianto tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, usai lawatan ke empat negara mitra strategis, Sabtu sore (27/9/2025). (FT: Dok. Setpres)

SENTRUMnews.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto tiba di Tanah Air usai menjalani rangkaian lawatan diplomatik intensif ke empat negara mitra strategis: Jepang, Amerika Serikat, Kanada, dan Belanda.

Pesawat Kepresidenan Garuda Indonesia-1 yang membawa Presiden dan rombongan mendarat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025) sore, disambut langsung oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming dan sejumlah pejabat tinggi negara.

Lawatan selama sepekan ini menjadi sorotan dunia, bukan hanya karena padatnya agenda, tetapi juga capaian konkret di bidang diplomasi, ekonomi, dan kebudayaan. Dalam keterangannya setibanya di Tanah Air, Presiden Prabowo menyebut seluruh rangkaian pertemuan berlangsung produktif.

“Alhamdulillah perjalanan cukup lama. Tapi saya kira bermanfaat, produktif. Kita dapat sambutan yang baik di mana-mana. Dan alhamdulillah pertemuan-pertemuan di PBB sangat produktif,” ujar Prabowo dikutip, Minggu (28/9/2025).

Suara Indonesia di Panggung Dunia
Pidato Prabowo di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York menjadi salah satu momen penting. Mendapat kehormatan berbicara di urutan ketiga setelah Brasil dan Amerika Serikat, Prabowo menyoroti isu perdamaian global, termasuk situasi di Gaza.

“Mudah-mudahan ada terobosan dalam beberapa hari ini. Ya kita berdoa. Saya lihat ada itikad baik dari banyak pihak. Kita segera butuh gencatan senjata untuk rakyat Gaza dan penyelesaian yang substantif,” katanya.

Sementara, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyebut, banyak pemimpin dunia menyampaikan apresiasi atas sikap tegas Prabowo di forum tersebut.

“Berani, tegas, konkret. Ada Presiden Amerika Serikat Anda bisa lihat sendiri, kemudian PM Kanada, kemudian tadi Raja Belanda, kemudian tadi pagi juga Presiden Macron menelpon beliau langsung menyampaikan apresiasi dan kebanggaan beliau atas pidato Bapak Presiden,” ujar Teddy.

Capaian Investasi, Perdagangan, dan Diplomasi Budaya
Dilaporkan, lawatan Presiden diawali di Jepang dengan kunjungan singkat ke Paviliun Indonesia di Expo Osaka 2025. Berdasarkan laporan Menteri PPN/Bappenas Rachmat Pambudy, tercatat komitmen investasi senilai USD23,8 miliar atau sekitar Rp380 triliun.

Dari Jepang, Presiden menuju Amerika Serikat, kemudian Kanada. Di Ottawa, Indonesia dan Kanada resmi menandatangani Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA)—perjanjian perdagangan bebas yang telah dinegosiasikan bertahun-tahun.

“Ini terobosan juga. Kita sudah dengan Eropa, dengan Eropa 10 tahun, dengan Kanada juga berapa tahun. Terobosan,” ujarnya.

Seskab Teddy menambahkan, kesepakatan tersebut akan membuka akses lebih luas bagi produk Indonesia. “Intinya adalah 90,5 persen tarif barang-barang, produk-produk Indonesia akan dihapus oleh Kanada. Dan itu tentunya mendampak positif, sangat positif bagi perdagangan impor Indonesia,” jelasnya.

Selain pertemuan ekonomi, Presiden juga bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino. Pertemuan itu menghasilkan dukungan pengembangan akademi sepak bola muda Indonesia menjelang kualifikasi keempat Piala Dunia.

Diplomasi Budaya di Belanda
Lawatan diakhiri di Belanda, di mana Prabowo diterima Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag. Kunjungan tersebut menandai babak baru dalam hubungan sejarah kedua negara. Belanda resmi menyepakati pengembalian 30 ribu artefak, fosil, dan dokumen milik Indonesia.

“Saya kira itikad baik dari Belanda ingin memelihara hubungan baik dengan kita,” ujar Prabowo.

Selain itu, Ratu Máxima yang juga dikenal sebagai ahli keuangan mikro dijadwalkan akan berkunjung ke Indonesia pada 25 November untuk mendiskusikan literasi keuangan masyarakat. “Bagaimana membantu keuangan rakyat yang belum mahir akan dibantu oleh PBB,” ucap Presiden.

Seskab Teddy menegaskan, proses pengembalian artefak itu sudah lama dibahas dan kini resmi disepakati. “Prosesnya mungkin pasti cepat karena tadi Raja Belanda sudah menyepakati itu, dan ini proses pengembalian sebenarnya sudah berjalan lama tapi Alhamdulillah berhasil disepakati tadi dan nanti akan dikembalikan ke Indonesia,” ujarnya.

Prabowo menutup lawatan dengan catatan positif. Sejumlah pemimpin dunia, kata dia, menghubungi langsung untuk menyampaikan apresiasi. “Ya, beberapa Kepala Negara nelpon saya. Ada yang datang juga ke saya. Mereka terkesan oleh sikap Indonesia yang benar-benar ingin mencari titik tengah, kita ingin mencari penyelesaian yang substantif,” tandasnya.

(Gb/Sn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini