Reuni Alumni APDN Angkatan 1988-1991 Bertajuk ‘Fantastic Four’, Pakai Anggaran Negara?
SENTRUMnews.com, MAKASSAR – Alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Ujung Pandang angkatan 1988–1991 menggelar reuni bertajuk Fantastic Four di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sabtu (20/9/2025). Acara yang berlangsung sejak 19 hingga 21 September ini dihadiri sekitar 200 alumni dari berbagai daerah, mulai Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulbar, Papua, Papua Barat, hingga DKI Jakarta.
Ketua Panitia, Ahmad Ilham, menyebut reuni kali ini dikemas berbeda. Sehari sebelum puncak acara, digelar Fantastic FGD (Forum Group Discussion) di atas kapal phinisi yang menghadirkan Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, sebagai pembicara.
Puncak reuni berlangsung meriah dengan agenda Fantastic Brotherhood, Fantastic Brother Outbound, hingga ditutup dengan Fantastic Night sebagai malam ramah tamah.
“Dinamakan Fantastic Four karena setiap angkatan memiliki keunikan tersendiri. Teman-teman alumni ini ada yang menduduki jabatan mulai level terendah sampai tertinggi, bahkan ada yang menjadi gubernur,” ujar Ahmad Ilham dikutip dari laman Pemprov.
Ia menambahkan, reuni ini bukan sekadar temu kangen, tetapi juga sarana memperkuat silaturahmi dan motivasi. “Semoga pertemuan ini bisa memacu semangat karier di pemerintahan maupun di luar, serta ke depan bisa melibatkan semua angkatan APDN, bukan hanya empat angkatan ini,” tambahnya.
Sekda Sulsel, Jufri Rahman, yang juga alumni APDN angkatan 1988, mengaku bersyukur bisa kembali berkumpul bersama sahabat lama.
“Kita tentu juga mengucapkan terima kasih kepada alumni yang telah berkontribusi dan meluangkan waktunya untuk hadir di acara temu kangen alumni APDN ini,” ucap Jufri.
Ia menegaskan reuni ini bukan sekadar nostalgia, tetapi juga forum berbagi gagasan untuk penguatan pemerintahan daerah.
“Acara seperti ini memperlihatkan kekuatan jaringan alumni yang bisa memberi dampak positif bagi pelayanan publik,” ungkapnya.
Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, sempat menyinggung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dalam forum reuni Alumni APDN angkatan 1988–1991 di Makassar. Langkah itu menuai kritik dari Sultan Hasanuddin Corruption Watch (SHCW).
Kepala Bidang Humas Pemprov Sulsel, Fitria, saat dimintai keterangan enggan berkomentar banyak. “Tabe hubungi Pak Sultan, saya lagi di opname di RS dari kemarin,” tulisnya singkat lewat pesan WhatsApp kepada Sentrum, Sabtu (20/9/2025). Namun, Sekretaris Dinas Kominfo Sulsel, Sultan Rakib, hingga kini belum memberikan respons.
Sekretaris SHCW, Adri Nofrianto, menilai forum alumni birokrasi tidak tepat dijadikan wadah membicarakan agenda politik pemerintah. Menurutnya, pembahasan Asta Cita maupun RPJMD mestinya dilakukan bersama TAPD dan DPRD, bukan dalam reuni.
“Ini sangat menyimpang, apalagi kalau kegiatan mereka menggunakan uang negara. Ini kan praktik yang menyalahi tata kelola pemerintahan,” ujar Adri.
Ia bahkan mencontohkan jika di daerah lain ada kepala daerah alumni kampus tertentu, bukan berarti kampus tersebut dilibatkan dalam penyusunan kebijakan. “Mereka pecundangi TAPD dan DPRD,” katanya.
SHCW pun mendorong Inspektorat Sulsel untuk mengaudit anggaran rumah tangga Sekprov yang diduga dipakai dalam acara tersebut.
“Dengan kondisi efisiensi sekarang ini, kita dorong Inspektorat Sulsel audit anggaran Sekprov,” tegas Adri.
Sebelumnya, Sekprov Sulsel Jufri Rahman yang juga alumni APDN 1988 menyebut reuni itu bukan hanya ajang nostalgia. Ia menekankan forum tersebut bisa menjadi wadah berbagi gagasan untuk mendukung integrasi Asta Cita ke dalam RPJMD.
(Gb/Jn)
Tinggalkan Balasan