Passura UMB 2025: Kumpulkan Akademisi dari 4 Negara Bahas AI hingga Visi Indonesia 2045

Gedung Tower Universitas Mega Buana (UMB) Palopo yang menjadi simbol kemajuan institusi pendidikan di kawasan timur Indonesia. (FT: Ist)

SENTRUMnews.com, PALOPO – Universitas Mega Buana (UMB) Palopo sukses menggelar konferensi internasional “Passura UMB 2025” pada Jumat–Sabtu, 12–13 September 2025. Digelar secara hybrid, ajang akademik tahunan ini berhasil menyedot perhatian lintas disiplin dan negara dengan tema yang menggugah: “Forging Global Futures Through Local Narratives”.

Tak main-main, sebanyak 5 pembicara utama dari 4 negara—Uzbekistan, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia—hadir sebagai penggerak diskusi akademik. Konferensi ini jadi magnet intelektual dengan lebih dari 1.500 peserta dari berbagai latar belakang keilmuan, membuktikan bahwa kampus di timur Indonesia mampu menjadi pusat dialog global.

Rektor UMB Palopo, Prof. Dr. Hj. Nilawati Uly, S.Si., Apt., M.Kes., CIPA, menegaskan konferensi ini bukan hanya seremonial, melainkan bagian dari komitmen kampus terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 dan visi Indonesia Emas 2045.

“Konferensi ini adalah bentuk kontribusi nyata kami. Ini bukan sekadar panggung ilmiah, tapi ruang strategis untuk bertukar ide dan membangun kolaborasi antar-disiplin dan antar-negara,” ujar Nilawati dalam sambutannya, dikutip Minggu (14/9/2025).

Konferensi Passura UMB 2025 membedah enam sektor utama: kesehatan, bisnis, teknologi, hukum, pendidikan, hingga pertanian dan lingkungan. Topik seperti kecerdasan buatan (AI) untuk kebaikan, ekonomi hijau, perubahan iklim, hingga hukum digital menjadi bahasan hangat selama dua hari.

Ass. Prof. Dr. Khadizah H. Abd. Mumin dari Universiti Brunei Darussalam mengaku terkesan dengan cakupan konferensi.

“Kami belajar dari banyak perspektif, dari digitalisasi hingga kesejahteraan. UMB Palopo menunjukkan potensi besar sebagai kampus yang berkembang sangat cepat. Saya ingin ada kolaborasi lebih jauh,” ungkapnya saat diwawancara.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Indrabayu dari Universitas Hasanuddin menilai UMB Passura sebagai ruang penting untuk pertukaran ilmu.

“Kita butuh forum seperti ini tiap tahun. Multidisiplin dan internasional. Ini tidak boleh berhenti sekali saja,” ujarnya.

Antusiasme juga terlihat dari jumlah peserta. Menurut Ketua Panitia, Prof. Dr. Azniah, SKM., M.Kes., ada lebih dari 1.500 partisipan yang hadir secara luring dan daring. “Kami juga mencatat 118 pemakalah oral pada hari kedua,” jelasnya.

Passura UMB 2025 jadi lebih dari sekadar ajang ilmiah. Ia menjelma sebagai laboratorium ide, tempat bertemunya pemikir dari berbagai dunia untuk merumuskan masa depan yang global, berakar dari narasi lokal.

Dengan format multidisiplin dan inklusif, konferensi ini memperkuat posisi UMB Palopo sebagai bagian dari ekosistem pendidikan global yang dinamis dan progresif.

(**/Sn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini