Koordinator Aliansi Badar Diperiksa Polisi, Bantah Makar dan Solidaritas untuk Tersangka

Jendlap Aliansi Badar, Dirga Saputra (kanan), berorasi di atas mobil komando bersama Wajend Muh. Iqra (kiri) saat aksi di depan DPRD Palopo, Senin (1/9/2025). (FT: Sentrum/Jn)

SENTRUMnews.com, PALOPO – Koordinator Aksi atau Jenderal Lapangan (Jendlap) Aliansi Barisan Dari Rakyat (Badar), Dirga Saputra, menjalani pemeriksaan intensif di Polres Kota Palopo, Kamis malam (5/9/2025).

Pemeriksaan ini terkait aksi demonstrasi yang digelar pada Senin (1/9) lalu di gedung DPRD Kota Palopo, Sulsel.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Sentrum, Dirga menyebut dirinya hadir sekitar pukul 18.30 WITA dan menjalani pemeriksaan selama kurang lebih enam jam. Selama pemeriksaan, Dirga mengaku dicecar 30 pertanyaan oleh penyidik.

“Salah satu yang ditanyakan adalah capaian dari aksi kami. Saya tegaskan, capaian terbesar adalah saat DPRD Kota Palopo menerima 9 tuntutan rakyat yang kami suarakan,” ujar Dirga dalam pernyataannya, Sabtu (6/9/2025).

Polisi juga menyoroti kemungkinan adanya tindakan melawan hukum selama aksi berlangsung. Namun, Dirga membantah tegas adanya unsur kekerasan atau makar dalam aksi tersebut.

“Dalam konsolidasi kami, tidak pernah ada pembahasan tentang anarkisme, pengrusakan, pembakaran, makar, atau bentuk lain yang bertentangan dengan konstitusi,” tegas Presiden Mahasiswa UIN Palopo itu.

Dirga juga meluruskan isu-isu yang berkembang di masyarakat terkait motif aksi Aliansi Badar. Ia memastikan bahwa tidak ada aktor politik yang menunggangi gerakan tersebut.

“Aksi kami murni. Lahir dari keresahan terhadap kebijakan yang tidak pro rakyat. Tidak ada kepentingan selain kepentingan rakyat Indonesia,” jelasnya.

Kehadirannya di Polres, lanjut Dirga, merupakan bentuk tanggung jawab sebagai pemimpin lapangan, sekaligus dukungan moral terhadap dua rekannya yang masih ditahan usai aksi.

“Kami akan terus berupaya agar dua kawan kami yang ditahan segera dibebaskan. Perjuangan belum selesai. Selama kita berada di poros kebenaran, jangan pernah takut,” ucap Dirga.

Aksi pada 1 September lalu mendapat sorotan publik karena menyuarakan 9 tuntutan rakyat secara langsung ke DPRD. Meski telah diterima secara simbolis, Dirga menyebut belum ada tindak lanjut konkret dari para wakil rakyat.

“Kami akan terus menggaungkan 9 tuntutan ini. Sampai benar-benar didengar dan diwujudkan,” kata dia.

Sampai berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari DPRD Kota Palopo maupun pihak kepolisian mengenai proses penanganan dua massa aksi yang ditahan.

(Rs/Jn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini