Jelang 17 Agustus, TNI Aksi Bersih di Jantung Sejarah Tana Luwu

Prajurit Kodim 1403/Sawerigading Palopo bersama PPAD dan PPIR bergotong royong membersihkan Istana Kedatuan Luwu. (FT: Ist)

SENTRUMnews.com, PALOPO – Menjelang peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, prajurit Kodim 1403/Sawerigading Palopo menggelar aksi gotong royong di situs cagar budaya Istana Kedatuan Luwu, Kota Palopo, Jumat (8/8/2025).

Aksi bersih-bersih ini dilakukan bersama Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) dan Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR).

Kegiatan berlangsung di kawasan Lalebata, Kecamatan Wara, tempat berdirinya Istana Langkanae yang menjadi ikon sejarah Tanah Luwu.

Komandan Kodim 1403/Palopo, Letkol Inf Windra Sukma Prihantoro, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian bersama untuk menjaga warisan budaya.

“Gotong royong ini dilaksanakan untuk menjaga kebersihan situs cagar budaya yang menjadi ikon sejarah di Tanah Luwu, sekaligus menyambut HUT RI ke-80,” ujar Windra, dikutip Sabtu (9/8/2025).

Windra menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam merawat situs sejarah. Ia menyebut bahwa pelestarian warisan budaya tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat.

“Kami ingin menunjukkan bahwa TNI dan seluruh lapisan masyarakat punya komitmen bersama menjaga monumen sejarah,” tambahnya.

Warisan Sejarah Luwu

Istana Kedatuan Luwu atau Istana Langkanae dibangun pada 1920. Terletak di Jalan Andi Tenripadang, Kelurahan Amassangan, istana ini menjadi simbol kejayaan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi.

Kompleks istana mencakup dua bangunan utama, yakni Langkanae sebagai bangunan inti, dan Salassae sebagai balai pertemuan. Keduanya telah ditetapkan sebagai bagian dari cagar budaya nasional.

Kolaborasi Lintas Generasi

Kegiatan karya bakti ini juga menjadi ajang mempererat hubungan antara prajurit aktif dan para purnawirawan. Sinergi lintas generasi ini diharapkan mampu menghidupkan kembali semangat gotong royong di tengah masyarakat.

Langkah ini menjadi upaya menjaga kelestarian situs budaya dari kerusakan maupun alih fungsi lahan. Pelibatan komunitas lokal dan tokoh adat turut memperkuat nilai pelestarian budaya di Bumi Sawerigading.

(Sn/Jn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini