Irwan Gandeng UMI, Rahim Boyong Unhas: Ego Almamater dan Kampus Lokal Tana Luwu Terlupakan

Kolase Foto, Bupati Lutim Irwan Bachri Syam dan Bupati Lutra Andi Abdullah Rahim menjalin kerja sama pendidikan dengan almamater mereka. Sementara itu, kampus-kampus lokal di Tana Luwu belum terlihat dilibatkan. (FT: Ist)

SENTRUMnews.com, TANA LUWU – Dua kepala daerah di wilayah Tana Luwu menggandeng almamater masing-masing dalam menjalin kerja sama pendidikan. Namun di tengah gebrakan ini, kampus-kampus lokal justru belum dilibatkan.

Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, memilih menggandeng Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) untuk membangun Sekolah Unggulan Pintar Berbakat di daerahnya. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (28/7/2025) lalu.

Sekolah yang dirancang akan mengadaptasi sistem pendidikan Kolej Permata Insan milik USIM, menggabungkan sains modern, nilai-nilai Islam, dan pembinaan karakter.

“Kami akan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pendidikan anak-anak kita di Luwu Timur,” ujar Irwan dalam kunjungan tersebut.

Tak hanya itu, Irwan juga memanfaatkan kunjungannya ke Malaysia untuk memperkenalkan potensi daerah ke Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia (YADIM) di Putrajaya. Ia mengeklaim Luwu Timur sebagai penghasil 50 persen nikel dunia dan simbol kerukunan antarumat beragama.

Sementara itu, Bupati Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim, juga menjalin kemitraan dengan almamaternya, Universitas Hasanuddin (Unhas). MoU ditandatangani di Gedung Rektorat Unhas Makassar, Jumat (1/8/2025).

Andi Rahim menyebut Luwu Utara memiliki potensi besar di sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan. Sektor ini menyumbang lebih dari 50 persen PDRB daerah.

“Kami yakin, kehadiran Unhas akan memperkuat SDM lokal dan mempercepat pembangunan,” kata Andi Rahim.

Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, mengatakan pihaknya siap menjadi mitra strategis Pemkab Lutra, bukan hanya dalam pendidikan formal, tetapi juga riset dan pengabdian masyarakat.

Kedua kolaborasi ini, meski ambisius, mengundang pertanyaan: di mana posisi kampus-kampus lokal Tana Luwu?

Kampus Lokal dalam Bayang-bayang
Luwu Raya bukan daerah yang miskin institusi pendidikan. Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo atau Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo misalnya, telah lama menjadi simpul akademik di wilayah ini.

Ada pula sejumlah kampus swasta dan sekolah tinggi lainnya yang selama ini berjuang dalam keterbatasan. Namun hingga kini, belum ada sinyal keterlibatan mereka dalam program besar dua kepala daerah tersebut.

Tak sedikit pihak mulai mempertanyakan keberpihakan para pemimpin daerah terhadap penguatan institusi pendidikan lokal.

“Kalau terus-menerus hanya melirik luar, dan membawa ego alumninya, kampus lokal bisa stagnan, bahkan terpinggirkan,” ujar salah satu akademisi lokal yang enggan disebut Namanya, Minggu (3/8/2025).

Bagi sebagian pihak, keputusan para kepala daerah ini memang rasional. UMI dan Unhas adalah kampus besar dengan jaringan dan kapasitas lebih luas.

Tapi pertanyaan mendasarnya: mengapa bukan ‘UMI dan UIN Palopo’, atau ‘Unhas dan Unanda Palopo’? Kolaborasi lintas level mungkin menjadi pendekatan yang lebih berkeadilan sekaligus membina ekosistem akademik lokal. (**/Jn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini