8.345 Pendaftar, 140 Lolos: Puan Minta Peserta Parlemen Remaja 2025 Latih Budaya Mendengar

Ketua DPR RI Puan Maharani saat menyampaikan sambutan di hadapan 140 peserta Parlemen Remaja 2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/11/2025). (FT: Dok. PDIP)

SENTRUMnews.com, JAKARTA — Ketua DPR RI Puan Maharani membuka Simulasi Persidangan Parlemen Remaja 2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (6/11/2025). Dari 8.345 pendaftar se-Indonesia, hanya 140 siswa yang lolos seleksi. Kepada para peserta, Puan menekankan bahwa modal utama demokrasi bukan hanya berbicara, melainkan kemampuan mendengar.

Puan menyampaikan hal itu di hadapan 140 siswa SMA/SMK dari 84 daerah pemilihan. Ia menilai kualitas demokrasi tak hanya soal keberanian bersuara, tapi juga kepekaan untuk menyerap aspirasi.

“Yang pertama kalian perlu latih adalah kemampuan mendengar. Orang lebih mudah bicara, tapi tidak semua mau mendengar,” kata Puan dalam pernyataannya dikutip, Jumat (7/11/2025).

Dalam pembekalan, Puan merangkum fungsi parlemen dengan konsep 3M: mendengar, menyuarakan, memperjuangkan.

Program Parlemen Remaja 2025 mengangkat tema “Generasi Pembaru Energi, Untuk Indonesia Bebas Emisi.” Peserta diseleksi melalui CV, esai, dan video kampanye bertajuk Jika Aku Menjadi Anggota DPR. Dari 8.345 pendaftar dari 3.635 sekolah, hanya 140 orang yang lolos.

Komposisi peserta pun nyaris setara, dengan 68 perempuan (48,5%) dan 72 laki-laki (51,5%). Selama 6 hari (3–7 November 2025), mereka menjalani simulasi sidang, mengamati rapat komisi, mengikuti rapat paripurna, hingga kunjungan kerja ke PLN dan Kementerian ESDM.

“Kami kaget, ternyata kompleks juga,” ujar beberapa siswa saat ditanya Puan di forum.

Dalam sesi tanya jawab yang dipandu Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal, peserta sempat menanyakan tantangan memimpin sidang dan menyatukan beragam fraksi.

“Tidak semua lancar. Ada toleransi, kompromi, dan debat. Namanya politik, tidak bisa mau-maunya sendiri. Semua harus bermuara pada kepentingan negara,” ujar Puan.

Ia menyebut dinamika di DPR kerap alot, namun dapat diselesaikan lewat mekanisme musyawarah mufakat di Rapat Pimpinan.

Puan turut menyoroti isu energi baru terbarukan dan target bebas emisi sebagai masa depan anak muda.

“Terus menghirup udara segar, air bersih, dan hasil bumi yang berkualitas.”

Ia menegaskan generasi muda tidak boleh sekadar jadi penonton kebijakan.

“Kalian harus jadi subjek aktif—di forum, di media sosial, di ruang publik, di mana pun,” tuturnya.

Acara diakhiri dengan penyerahan tongkat sidang sebagai tanda dimulainya simulasi persidangan ala DPR. Puan menyebut Parlemen Remaja bukan sekadar seremonial, tapi kawah candradimuka kepemimpinan.

“Hari ini kalian belajar jadi wakil rakyat dalam simulasi. Besok kalian bisa jadi pemimpin bangsa sesungguhnya,” ujarnya.

Selepas acara, 140 peserta berebut foto bersama di tangga Gedung Kura-kura—momen hangat yang menunjukkan parlemen terasa lebih dekat bagi generasi baru.

(Sn/Sn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Klik untuk Baca: