Kampus dan Pemerintah Bersinergi, Geopark Matano Menuju Kelas Dunia

Para narasumber, pimpinan Unanda, dan mahasiswa berpose seusai Sosialisasi Geopark Matano di Aula Hotel Harapan Palopo. (FT: Dok. Unanda)

SENTRUMnews.com, – Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disporapar) Luwu Timur menggelar Sosialisasi Geopark Matano di Aula Hotel Harapan Palopo, Senin (29/9/2025). Kegiatan ini menjadi langkah nyata sinergi kampus dan pemerintah dalam mendukung pengembangan Geopark Matano sebagai destinasi berkelanjutan.

Dihadiri ratusan mahasiswa, sosialisasi ini membuka ruang belajar lintas disiplin tentang kekayaan geologi, budaya, dan sejarah Danau Matano. Generasi muda pun didorong aktif berkontribusi menjaga dan mempromosikan geopark menuju pengakuan kelas dunia.

Dukungan Penuh dari Pemerintah dan Akademisi
Kegiatan dibuka oleh Kepala Disporapar Luwu Timur, Andi Tabacina Akhmad, S.STP., M.Si, yang menekankan pentingnya keterlibatan pemuda dalam pengembangan Geopark Matano. Menurutnya, geopark tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga ruang pembelajaran dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Generasi muda harus menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan alam dan budaya Matano,” ujar Andi Tabacina dalam sambutannya.

Sementara itu, Rektor Unanda Palopo, Dr. Ir. H. Annas Boceng, M.Si, menegaskan komitmen perguruan tinggi dalam mendukung program strategis daerah.

“Kampus memiliki tanggung jawab moral untuk ikut memperkuat riset, promosi, dan edukasi seputar geopark,” Ujarnya.

Tiga Narasumber Ungkap Keunikan Matano
Sesi utama menghadirkan tiga narasumber yang memaparkan berbagai aspek keunggulan Geopark Matano dari sisi geologi, budaya, dan strategi pengembangannya.

Pertama, Ketua Tim Percepatan Penyusunan Dokumen Geopark Matano, Andi Tabacina Akhmad menjabarkan roadmap menuju penetapan sebagai Geopark Nasional. Ia memaparkan strategi jangka panjang agar Matano mampu bersaing di tingkat global.

Kedua, Ketua IKA Geologi Luwu Timur, Ir. Aliahni Djafar, ST., IPM, membawa audiens menelusuri sejarah geologis Matano dalam materi “Singkap Jejak Kedahsyatan Pergerakan Lempeng di Danau Matano”. Ia mengungkap bagaimana pergerakan lempeng purba membentuk danau terdalam di Asia Tenggara itu menjadi laboratorium alam bernilai sains tinggi.

Ketiga, Ketua Komunitas Pompessi Luwu, Syaiful Amsal, menambahkan perspektif budaya lewat materi “Jelajah Peradaban Pandai Besi”. Ia menyoroti jejak peradaban kuno di Matano yang dikenal dengan teknologi pengolahan besi tradisional, warisan penting dalam sejarah peradaban Nusantara.

Dalam kegiatan ini, sejumlah mahasiswa Unanda tampak antusias mengikuti sesi diskusi dan tanya jawab. Mereka aktif menggali pengetahuan tentang potensi wisata, nilai edukasi, hingga peluang riset di kawasan Geopark Matano.

Kehadiran jajaran pimpinan universitas dan fakultas juga menegaskan dukungan institusional terhadap upaya pengembangan geopark. Kolaborasi ini diharapkan menjadi model kemitraan antara kampus dan pemerintah daerah dalam membangun wisata berkelanjutan berbasis konservasi dan ekonomi kreatif.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, penyerahan cinderamata, dan foto bersama. Momentum ini menandai awal sinergi antara dunia akademik dan pemerintah dalam menjadikan Geopark Matano bukan sekadar destinasi wisata, melainkan pusat riset, edukasi, dan kebanggaan daerah di kancah nasional maupun internasional.

(Rs/Jn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini