Viral Ucapan ‘Rampok Uang Negara’, Wahyudin Moridu Dipecat PDIP dan Kini Jual Es Batu

Wahyudin Moridu. (FT: Dok. Tangkapan Layar)

SENTRUMnews.com, GORONTALO — Nama Wahyudin Moridu menjadi sorotan setelah video kontroversialnya viral di media sosial. Dalam video berdurasi 1 menit 3 detik itu, Wahyudin yang saat itu masih menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari Fraksi PDIP, terdengar melontarkan kalimat, “Kita rampok aja uang negara, biar negara makin miskin.”

Video tersebut direkam saat Wahyudin mengemudi mobil menuju Makassar, ditemani seorang perempuan. Ucapan yang terkesan santai namun kontroversial itu langsung menuai kritik keras dari warganet. Merespons hal ini, PDIP pun bertindak cepat.

DPP PDIP mengambil keputusan tegas dengan memecat Wahyudin dari keanggotaan partai dan menariknya dari kursi DPRD Gorontalo.

“Ucapan seperti itu jelas tidak mencerminkan semangat anti-korupsi yang diusung partai. Ini mencederai kepercayaan publik,” ujar seorang perwakilan DPD PDIP Gorontalo dalam keterangan resmi yang dilihat Sentrum, Senin (22/9/2025).

Menanggapi viralnya video tersebut, Wahyudin akhirnya memberikan klarifikasi melalui video permintaan maaf yang diunggah di akun media sosialnya. Ia menyebut ucapannya hanya “candaan spontan” dan tidak bermaksud melecehkan institusi negara maupun masyarakat.

“Saya khilaf dan saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia, khususnya konstituen saya di Gorontalo,” ujar Wahyudin.

Namun, permintaan maaf itu dinilai banyak pihak tidak cukup untuk meredakan kemarahan publik. Netizen menilai permintaan maaf tersebut hanya sebagai cara untuk menghindari sanksi hukum dan sosial.

Selain viralnya video, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut menyoroti harta kekayaan Wahyudin yang terdata dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Data menunjukkan Wahyudin memiliki jumlah harta “minus”, sebuah hal yang tidak lazim dan menimbulkan tanda tanya besar.

“LHKPN dengan nilai negatif bisa berarti ada utang yang besar atau sumber penghasilan yang tidak jelas. Kami akan memeriksa lebih lanjut,” ujar seorang penyidik KPK dikutip dari Beritasatu.

Badan Kehormatan DPRD Provinsi Gorontalo juga telah memanggil Wahyudin untuk menjalani pemeriksaan internal terkait dugaan pelanggaran kode etik.

Di tengah kontroversi yang masih bergulir, muncul kabar bahwa Wahyudin kini beralih profesi menjual es batu. Kabar ini menyebar luas di media sosial, bahkan akun resmi Wahyudin @wahyumoridu mengunggah video singkat terkait aktivitas tersebut.

“Jadi teman-teman semua, pasca tadi diumumkan oleh DPD PDI Perjuangan Provinsi Gorontalo, alhamdulillah hari ini saya diberhentikan. Sudah dicabut KTA nya oleh DPD Gorontalo,” ucap Wahyudin dalam video berdurasi 39 detik itu.

“Jadi kita menjalani aktivitas sebagaimana tahun 2019 lalu, jadi teman-teman pengusaha, kita usaha kecil-kecilan. Jadi teman-teman semua yang butuh es batu berkabar eh,” tambahnya sambil tertawa dan melambaikan tangan.

Namun, sejumlah netizen menanggapi dengan sindiran pedas. “Jangan tertipu, dia anak mantan bupati yang banyak kasus,” tulis akun @tiansap8. Sedangkan akun @arieedeeje menyindir, “Akting mu payah, orang-orang pada pintar drama, kayak gini udah basi,” sambil menandai akun resmi KPK.

Banyak yang menilai “strategi jual es batu” tersebut hanyalah upaya mengalihkan perhatian publik dan menghindari proses hukum yang lebih berat. Unggahan tersebut telah mendapatkan lebih dari 2 ribu likes dan sekitar 1.600 komentar beragam.

(**/Jn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini