Bupati Luwu Utara Temui BBWS Pompengan, Usulkan Aksi Konkret Atasi Banjir dan Irigasi

Bupati Luwu Utara Andi Abdullah Rahim saat audiensi dengan Kepala BBWS Pompengan Jeneberang, Heriantono Wahyudi, di Makassar, Selasa (26/8/2025). Andi menyampaikan lima usulan strategis untuk atasi banjir dan persoalan irigasi di wilayahnya. (FT: Hms)

SENTRUMnews.com, MAKASSAR Bupati Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim, melakukan audiensi dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Heriantono Wahyudi, di Makassar, Selasa (26/8/2025). Dalam pertemuan itu, Andi Rahim mendesak percepatan penanganan banjir dan irigasi yang selama ini menjadi persoalan krusial di wilayahnya.

Andi memaparkan lima usulan strategis, mulai dari pembangunan Bendungan Rongkong, optimalisasi Irigasi Baliase, rehabilitasi Bendung Kanjiro Bone-Bone, pembangunan sabo dam di Sungai Masamba dan Radda, hingga pembangunan sistem pengendali banjir di tiga sungai besar: Masamba, Baliase, dan Rongkong.

“Pemerintah daerah dan seluruh masyarakat Luwu Utara sangat mendukung dan siap mengawal setiap program karena kami adalah penerima manfaat langsung dari semua kegiatan yang terlaksana,” ujar Andi Rahim, dikutip Rabu (27/8/2025).

Wilayah Luwu Utara yang dikelilingi sungai besar memang kerap dilanda banjir musiman. Dampaknya tak hanya merusak infrastruktur, tapi juga memukul produktivitas pertanian warga.

Menanggapi usulan tersebut, BBWSPJ menyatakan komitmennya untuk mendukung pembangunan infrastruktur pengendalian air. Kepala BBWSPJ, Heriantono, menyebut ada dua prioritas utama:

  • Pembangunan pengendali banjir di Sungai Masamba dan Sungai Baliase yang dijadwalkan pada 2026.
  • Rehabilitasi jaringan irigasi melalui program Inpres No. 2 Tahun 2025, yang mencakup tiga irigasi kabupaten dan satu provinsi.

Heriantono juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah agar semua program berjalan lancar dan tepat sasaran.

Pertemuan ini menjadi bentuk sinergi pusat-daerah dalam memperkuat ketahanan air dan pangan, sekaligus menjawab tantangan iklim yang makin ekstrem.

Langkah-langkah konkret yang diambil saat ini akan menentukan wajah Luwu Utara dalam beberapa dekade ke depan. Apakah akan terus berjibaku dengan banjir dan gagal panen, atau bertransformasi menjadi kawasan agraris yang tangguh dan berkelanjutan.

(**/Jn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini