Jelang Konferensi Kota LMND, Adrianto: Ini Bukan Ajang Berebut Jabatan
SENTRUMnews.com, PALOPO — Menjelang digelarnya Konferensi Kota Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Palopo, suhu dinamika internal mulai menghangat.
Balon ketua mulai bermunculan, baliho-baliho digital mengudara di grup-grup media sosial, dan diskursus soal arah organisasi semakin semarak. Namun di tengah riuhnya persaingan, suara berbeda datang dari Adrianto, kader LMND Komisariat Universitas Andi Djemma (Unanda)
Ia menyuarakan nada kritis dan reflektif — menyebut konferensi bukan sekadar ajang suksesi, melainkan momentum strategis untuk menyusun ulang orientasi perjuangan organisasi.
“Konferensi bukan panggung adu strategi individu. Ini titik kritis untuk menyusun ulang barisan, memperkuat ideologi, dan memperluas cakrawala politik kader,” ujar Adrianto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/8/2025).
Adrianto menyoroti kecenderungan konferensi yang belakangan cenderung menjadi rutinitas tahunan tanpa substansi politik yang tajam. Ia mengingatkan, organisasi kerakyatan seperti LMND seharusnya hadir dengan arah jelas dan keberpihakan konkret — bukan sekadar mencetak pengurus, tetapi menempa kader ideologis.
“Kalau kita hanya sibuk rebutan jabatan, lalu siapa yang bicara soal buruh kontrak, petani tergusur, dan masyarakat miskin kota yang jadi korban proyek pembangunan neoliberal?” katanya, menyindir arah diskusi yang mulai bergeser dari isu rakyat ke dinamika elit internal.
Lebih jauh, Adrianto menyentil narasi pembangunan yang digaungkan negara lewat jargon “Generasi Emas 2045”. Menurutnya, kader LMND harus membangun narasi tandingan: generasi emas perjuangan — generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga militan, berpihak, dan siap terjun langsung ke medan sosial.
“Kita harus lahirkan generasi yang bukan hanya fasih bicara, tapi juga berpihak secara konkret. Ini bukan soal jadi aktivis yang viral, tapi soal tetap relevan dengan penderitaan rakyat,” tegasnya.
Adrianto menekankan bahwa konferensi bukan tujuan akhir, melainkan titik tolak. Ia mengajak seluruh kader LMND Palopo memaknai forum ini secara strategis: merumuskan garis perjuangan, menyatukan kekuatan basis, dan memperkuat posisi LMND sebagai alat perjuangan rakyat.
“Kalau konferensi gagal dimaknai, kita bukan hanya kehilangan arah, tapi juga kehilangan relevansi,” tutupnya, mengakhiri dengan nada peringatan.
Konferensi LMND Palopo direncanakan berlangsung akhir Agustus ini. Beberapa nama mulai disebut-sebut sebagai kandidat ketua kota. Tapi, apakah mereka siap hanya jadi pemimpin organisasi, atau menjadi penggerak sejarah? Kita tunggu babak selanjutnya. (Rs/Jn)

Tinggalkan Balasan