Wabup Lutra Hadiri Sosialisasi Tambang, Warga Rampi Demo Tolak PT Kalla Arebamma

Wabup Luwu Utara Jumail Mappile membuka sosialisasi PT Kalla Arebamma di Desa Onondowa, Kecamatan Rampi, Selasa 29 Juli 2025. (FT: Ist)

SENTRUMnews.com, LUWU UTARA – Dukungan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara terhadap aktivitas pertambangan kembali menuai respons keras dari masyarakat. Kali ini, penolakan datang dari warga Kecamatan Rampi, menyusul digelarnya kegiatan sosialisasi oleh perusahaan tambang PT Kalla Arebamma di Desa Onondowa, Selasa, 29 Juli 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Baruga Desa Onondowa itu secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Luwu Utara, Jumail Mappile, dan turut dihadiri perwakilan perusahaan, tokoh masyarakat, kepala desa se-Kecamatan Rampi, Camat Rampi, serta unsur TNI dan Polri.

Dalam sambutannya, Jumail menyampaikan bahwa keberadaan investor di daerah tertinggal seperti Rampi harus dilihat sebagai peluang percepatan pembangunan. Ia menekankan pentingnya keterbukaan masyarakat terhadap perubahan.

“Insyaallah akan ada solusi terbaik. Pemerintah tidak bisa menolak kehadiran investor yang datang dengan niat baik,” ujar Jumail di hadapan peserta sosialisasi, dikutip Senin (29/07/2025).

Jumail juga mencontohkan keberhasilan daerah lain dalam memanfaatkan keberadaan perusahaan tambang untuk meningkatkan kesejahteraan, seperti Luwu Timur yang menurutnya telah mengalami kemajuan pesat, bahkan hingga ke bidang pendidikan.

“Siapa tahu masa depan Luwu Utara justru ada di Kecamatan Rampi. Kalau pembangunan masuk, masyarakat Rampi juga harus menjadi bagian dari kemajuan itu,” tambahnya.

Namun, tidak semua pihak menyambut positif langkah tersebut. Warga Rampi Tolak Kehadiran Tambang di waktu bersamaan, puluhan warga Rampi menggelar aksi demonstrasi menolak kehadiran PT Kalla Arebamma.

Warga Rampi gelar aksi demonstrasi menolak kehadiran PT Kalla Arebamma di sekitar lokasi sosialisasi. (FT: Scren Video)

Aksi dilakukan tidak jauh dari lokasi sosialisasi, dengan membawa spanduk bertuliskan penolakan dan orasi yang menyuarakan keresahan masyarakat.

“Kehadiran kami di sini bukan untuk kepentingan pribadi atau lembaga. Ini murni aspirasi rakyat Rampi,” ujar salah seorang orator dalam aksi tersebut.

Massa aksi menilai pemerintah terlalu gegabah dalam menerima investasi, tanpa mempertimbangkan dampak ekologis dan sosial. Dalam orasinya selama hampir delapan dekade Indonesia merdeka, wilayah Rampi tetap dalam kondisi terisolasi dan minim sentuhan pembangunan.

“Jangankan tambang, fasilitas kesehatan dan infrastruktur dasar saja belum kami rasakan. Negara belum hadir, sekarang datang perusahaan,” teriak salah satu peserta aksi dalam video yang dilihat redaksi.

Salah satu spanduk yang terbentang berbunyi: “Stop perusahaan! Tanah Rampi adalah warisan adat. PT KA segera angkat kaki dari Rampi.”

Meski aksi berlangsung damai, tidak ada pernyataan dari pihak PT Kalla Arebamma terkait penolakan warga. Sementara itu, Kasat Intel Polres Luwu Utara, IPTU Suhardi, memastikan bahwa demonstrasi berjalan kondusif.

“Aksi tersebut memang benar terjadi dan alhamdulillah berjalan lancar dan kondusif,” kata Suhardi melalui pesan singkat. (Sn/Jn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini