Ajakan Perang di Flyover, Mahasiswa Diburu di Kampus

Ilustrasi sekelompok orang memegang spanduk bertuliskan provokasi di fly over. (FT: Ist AI)

SENTRUMnews.com, MAKASSAR — Spanduk bertuliskan ajakan perang terbuka ditemukan terpasang di jembatan layang (fly over) Jl. Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan, pada pekan ini.

Aksi provokatif tersebut diduga dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) yang juga terekam melakukan penyisiran di sejumlah kampus di Kota Makassar yang beredar di berbagai platfom media sosial.

Spanduk yang terbentang di fly over itu memuat tulisan bernada ancaman: “Undangan Perang Terbuka Ipmi* As*, Jangan Pulang Kampung.” Polisi menduga pemasangan spanduk itu berkaitan dengan eskalasi ketegangan antarkelompok mahasiswa di wilayah tersebut.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan atas pemasangan spanduk dan dugaan upaya provokasi lainnya.

“Kami sedang menyelidiki siapa yang menaruh pamflet tersebut. CCTV dan saksi-saksi sudah kami kumpulkan,” ujar Arya kepada wartawan, dikutip Jumat (25/07/2025).

Ia menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak akan ragu mengambil langkah hukum terhadap pelaku yang terbukti menyebarkan teror atau provokasi.

“Ini sudah masuk kategori ancaman dan provokasi. Kami akan bertindak tegas terhadap pelaku,” ujar Arya.

Beredar sejumlah video di grup WhatsApp yang memperlihatkan sekelompok OTK melakukan penyisiran di beberapa kampus di Makassar. Mereka disebut-sebut mencari mahasiswa asal Tana Luwu, yang meliputi Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Kota Palopo.

Kampus-kampus yang disebut menjadi lokasi penyisiran antara lain Universitas Islam Makassar (UIM), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Muslim Indonesia (UMI), dan Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh).

Imbauan Polisi Menahan Diri
Kapolrestabes Makassar mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak terpancing provokasi yang dapat memicu kekerasan.

“Kami akan menindak secara pidana apabila ada pelanggaran hukum. Jika tidak, kami tetap melakukan upaya preventif, termasuk koordinasi dengan pihak kampus,” katanya.

PB IPMIL RAYA: Negara Jangan Absen
Sebelumnya, kritik datang dari Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (PB IPMIL RAYA). Mereka mengecam keras aksi teror tersebut dan mendesak aparat penegak hukum bertindak lebih aktif, bukan hanya berpatroli.

“Kami menduga kuat ada motif tersembunyi dan skenario konflik yang sengaja diciptakan. Ini tidak boleh dibiarkan,” kata Ketua Umum PB IPMIL RAYA, Hafid, dalam keterangannya yang diterima redaksi.

Ia menyebut, bukti visual berupa foto dan video yang menunjukkan aksi teror telah beredar luas dan perlu segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang. Hafid juga mengingatkan agar aparat tidak membiarkan mahasiswa asal Luwu menjadi target kekerasan.

“Jika aparat tidak mampu memastikan keamanan bagi mahasiswa Luwu, maka kami berhak membela diri. Dan kami siap untuk itu,” tegas Hafid.

Di tengah tensi yang memanas, PB IPMIL RAYA tetap menyerukan semangat persatuan dan solidaritas antar mahasiswa Sulawesi Selatan. Mereka meminta semua pihak untuk menolak kekerasan dan tidak terjebak dalam skenario adu domba.

“Jangan biarkan kita dijadikan pion oleh mereka yang ingin menghancurkan integrasi mahasiswa Sulsel. Kita harus tetap satu, menjunjung nalar, etika, dan kemanusiaan,” ujar Hafid menutup pernyataannya. (**/Jn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini