IPMIL RAYA Kecam Teror Kampus: Jika Negara Absen, Kami Siap Bela Diri

Logo IPMIL RAYA (FT: Ist)

SENTRUMnews.com MAKASSAR — Suasana kampus di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dalam beberapa hari terakhir diwarnai ketegangan. Sekelompok orang tak dikenal (OTK) bertopeng dan bersenjata tajam dilaporkan menyatroni sejumlah kampus, menyulut kecemasan dan kemarahan di kalangan mahasiswa.

Sikap tegas disampaikan oleh Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (PB IPMIL RAYA), yang menyatakan keprihatinan mendalam sekaligus mengecam keras aksi brutal tersebut.

Ketua Umum PB IPMIL RAYA, Abd. Hafid, menyebut aksi itu sebagai bentuk premanisme yang mengancam iklim akademik dan stabilitas sosial di lingkungan kampus.

“Kami mengecam dengan tegas aksi kekerasan dan intimidasi di ruang-ruang kampus. Kampus adalah ruang ilmu, bukan arena kekacauan,” kata Hafid dalam pernyataan resminya, Kamis (24/07/2025).

Insiden tersebut menambah daftar kekerasan di ruang akademik yang semakin sering terjadi. Menurut Hafid, kehadiran kelompok bersenjata tanpa identitas itu merupakan provokasi yang sengaja dirancang untuk memecah belah solidaritas mahasiswa, termasuk yang berasal dari Tana Luwu (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Kota Palopo).

PB IPMIL RAYA menegaskan bahwa mahasiswa Luwu yang sedang menuntut ilmu di Makassar adalah bagian dari Sulawesi Selatan, bukan “pendatang” yang bisa seenaknya diintimidasi.

“Kami ingin tegaskan: Mahasiswa Luwu bukan pendatang di Makassar. Tidak ada satu pun kelompok yang berhak mengklaim kota ini sebagai miliknya sendiri,” ujar Hafid.

Dalam sikap resminya, PB IPMIL RAYA juga mengimbau seluruh kader dan simpatisan mahasiswa Tana Luwu yang tergabung dalam berbagai cabang dan koordinasi di bawah naungan organisasi ini, agar tidak terpancing provokasi. Hafid menekankan pentingnya menjaga kedamaian dan menjauh dari pusaran konflik.

“Kami tidak akan terprovokasi oleh kelompok bertopeng dan berhelm. Itu bukan tindakan berani, tapi pengecut dan licik,” tegasnya.

Ia menyerukan agar jika ada perbedaan pendapat, kritik, maupun gagasan, ruangnya tetap berada dalam koridor akademik. “Kalau mau berperang, mari berperang dengan ide dan gagasan, bukan dengan senjata,” kata Hafid.

Kritik juga dilontarkan kepada aparat kepolisian. PB IPMIL RAYA menilai respons yang sejauh ini hanya bersifat patroli belum cukup untuk menjamin rasa aman di kalangan mahasiswa. Mereka mendesak penegakan hukum dilakukan secara serius, termasuk mengusut potensi keterlibatan aktor intelektual di balik aksi teror ini.

“Kami menduga kuat ada motif tersembunyi dan skenario konflik yang sengaja diciptakan. Ini tidak boleh dibiarkan. Harus ada tindakan konkret dari penegak hukum,” ujar Hafid.

Pernyataan ini diperkuat dengan beredarnya dokumentasi video dan foto di media sosial, yang menunjukkan para pelaku menyebar teror secara terang-terangan. PB IPMIL RAYA mendesak agar bukti visual itu ditindaklanjuti.

“Jika Negara Absen, Kami Siap Bela Diri”

Dalam penutup pernyataannya, Hafid mengeluarkan peringatan keras. Jika aparat keamanan tak mampu memberikan perlindungan bagi mahasiswa Luwu di Makassar, pihaknya menyatakan siap menghadapi skenario terburuk.

“Jika aparat tidak mampu memastikan keamanan bagi mahasiswa Luwu, maka kami berhak membela diri. Dan kami siap untuk itu,” tegasnya.

Ajakan untuk Persatuan Mahasiswa Sulsel
Di tengah situasi genting ini, PB IPMIL RAYA tetap mengusung semangat persatuan. Mereka mengajak seluruh elemen mahasiswa di Sulawesi Selatan untuk menjaga kedamaian, menolak kekerasan, dan tidak menjadi alat provokasi pihak-pihak yang ingin memecah belah.

“Jangan biarkan kita dijadikan pion oleh mereka yang ingin menghancurkan integrasi mahasiswa Sulsel. Kita harus tetap satu, menjunjung nalar, etika, dan kemanusiaan,” pungkas Hafid. (Rs/Jn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini