Ulang Tahun Toraja Utara ke-17: Merawat Ingatan, Membangun Harapan Pariwisata
SENTRUMnews.com, TORAJA UTARA – Sebuah fase secara simbolik, menandai kedewasaan sebagai daerah otonom yang lahir dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008. Namun, pertanyaannya kini, Toraja Utara genap berusia 17 tahun pada Senin, 21 Juli 2025.
Setelah 17 tahun, ke mana arah pembangunan Toraja Utara hendak dibawa?. Momentum ulang tahun kali ini tidak sekadar dirayakan dengan seremoni.
Ia menjadi ruang refleksi bagi banyak tokoh Toraja. Salah satunya datang dari Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang, anggota DPR RI Fraksi Demokrat yang juga menjabat Ketua Ikatan Keluarga Toraja Nasional (IkaTNus).
Frederik Kalalembang akrab disapa JFK, tidak hanya mengucap selamat, tapi juga menyampaikan harapan besar, agar Toraja Utara mengembalikan identitasnya sebagai destinasi pariwisata dunia, seperti masa jayanya di era 1990-an.
“Pariwisata Toraja dulu sangat dikenal. Saat itu, selain Bali, Toraja adalah primadona karena kekayaan budaya dan alamnya. Hotel-hotel penuh, wisatawan datang dari dalam dan luar negeri,” kata JFK, dikutip Senin (21/07/2025).
Namun kejayaan itu tidak datang lagi secara otomatis. JFK menilai, kunci utamanya adalah perencanaan matang. Ia mendorong pemerintah daerah untuk menyusun “Blueprint” kepariwisataan yang terukur, terarah, dan sesuai kemampuan fiskal daerah.
“Dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, kalau objek wisata kita bersih dan tertata, wisatawan pasti kembali. Ekosistem pendukung seperti hotel, kafe, hingga kerajinan rakyat akan ikut tumbuh,” katanya.
Lebih dari itu, JFK melihat pembangunan pariwisata bukan hanya soal estetika atau ekonomi. Ini juga soal identitas. Tentang bagaimana pesta adat, arsitektur rumah tongkonan, hingga nilai-nilai budaya bisa dipertahankan dan dikapitalisasi dengan bijak.
Jika itu berhasil, katanya, maka sektor pariwisata bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kuat. Pemerintah bisa memungut pajak dari sektor jasa dan pariwisata yang hidup, bukan dari beban warga.
Sebagai wakil rakyat dari Dapil Sulawesi Selatan III, JFK menegaskan kesiapan politiknya untuk menjembatani kebutuhan daerah ke pusat. Komunikasi yang intens, menurutnya, perlu dijalin dengan kementerian seperti Pariwisata, Pekerjaan Umum, dan Perhubungan.
Lebih jauh, ia juga mengajak kolaborasi antar daerah, khususnya Toraja Utara dan Tana Toraja, yang berbagi sejarah dan cita-cita yang sama dalam sektor pariwisata.
“Kita harus benahi bandara, perkuat penerbangan, dan maksimalkan Pelabuhan Tanjung Ringgit di Palopo. Kapal pesiar yang membawa wisatawan asing ke Toraja jangan hanya jadi wacana,” tegas JFK.
Ulang tahun ke-17 ini memang bukan sekadar selebrasi. Ia adalah pertaruhan arah. Apakah Toraja Utara mampu bangkit dari nostalgia menjadi wilayah yang benar-benar membangun masa depan? Ataukah tetap nyaman dalam pujian masa lalu yang makin memudar?. (Pp/Jn)

Tinggalkan Balasan