Gubernur Sulsel Dorong Skema Multiyears Rp1,4 Triliun untuk Percepatan Irigasi
SENTRUMnews.com, MAKASSAR — Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, mendorong percepatan pembangunan dan perbaikan infrastruktur irigasi di wilayahnya, khususnya jaringan irigasi yang berada di bawah kewenangan pemerintah pusat.
Hal ini disampaikan Andi Sudirman saat melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Jakarta, beberapa hari lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Andi Sudirman didampingi sejumlah pejabat dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Ia diterima langsung oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum, Dwi Purwantoro.
Kepada Ditjen SDA, Gubernur menyampaikan kondisi jaringan irigasi di Sulawesi Selatan yang dinilainya cukup memprihatinkan. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Sulsel, hanya sekitar 27 persen jaringan irigasi yang masih dalam kondisi baik. Adapun 32 persen mengalami kerusakan ringan dan sisanya, sekitar 41 persen, mengalami kerusakan sedang hingga berat.
”Untuk irigasi yang menjadi kewenangan provinsi dan mengalami kerusakan berat, kami telah mengusulkan perbaikan pada 22.274 hektare,” ujar Andi Sudirman dalam keteranganya, Minggu (20/07/2025).
Ia menambahkan, pihaknya juga mengusulkan program optimalisasi lahan irigasi pada 10 lokasi, dengan kebutuhan anggaran lebih dari Rp 100 miliar. Menurutnya aebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mendukung sektor pertanian dan ketahanan pangan, Pemprov Sulsel telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,4 triliun untuk pembangunan infrastruktur. Anggaran itu mencakup sektor Bina Marga dan Sumber Daya Air dan akan dijalankan melalui skema multiyears selama tiga tahun.
Andi Sudirman menekankan pentingnya memprioritaskan proyek irigasi yang telah memiliki kesiapan lahan serta kelengkapan dokumen, seperti CPCL (Calon Petani Calon Lokasi) dan DED (Detail Engineering Design).
”Dengan anggaran sekitar Rp 500 miliar, kita bisa menyelesaikan pembangunan daerah irigasi seluas 40.000 hektare. Kami juga telah menyiapkan DED untuk pembangunan 100 embung dengan teknologi pompa tenaga surya,” ujarnya.
Tiga Jaringan Irigasi Utama
Berdasarkan informasi yang dihimpun sejauh ini, terdapat sedikitnya tiga jaringan irigasi besar di Sulawesi Selatan yang mendukung sistem pertanian di sejumlah wilayah.
Pertama, Daerah Irigasi (DI) Baliase di Kabupaten Luwu Utara yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek ini meliputi pembangunan dan rehabilitasi Bendung Baliase serta jaringan irigasinya. DI Baliase dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, dengan cakupan layanan seluas 21.928 hektare di lima kecamatan.
Kedua, Irigasi Gilireng di Kabupaten Wajo, yang mendapat pasokan air dari Bendung Paselloreng yang diresmikan pada September 2021. Jaringan ini melayani area seluas 8.500 hektare, dengan rincian 5.700 ha di sisi kanan dan 2.800 ha di sisi kiri. Irigasi ini juga memiliki potensi indeks tanam hingga 300 persen, mendukung pola tanam tiga kali dalam setahun.
Ketiga, Bendungan Bili-Bili yang mengairi lahan pertanian di Kabupaten Gowa dan Takalar, mencakup wilayah seluas 23.786 hektare. Jaringan irigasi ini mencakup saluran primer sepanjang 61,2 kilometer dan saluran sekunder sepanjang 228,1 kilometer. Selain itu, terdapat tiga sistem bendung pembantu (weir), yakni Bili-Bili, Bissau, dan Kampili, yang berperan dalam distribusi air ke lahan pertanian.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berharap kolaborasi lintas kementerian dan daerah dapat mempercepat pemulihan dan penguatan infrastruktur irigasi, sebagai bagian dari strategi peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan petani di wilayah tersebut. (Hms/Jn)
Tinggalkan Balasan